Kabar MimikaPemerintahan

Perdhaki SSR St. Stefanus Sempan Dorong Pembentukan Tim Eliminasi Malaria di Kampung Nawaripi

×

Perdhaki SSR St. Stefanus Sempan Dorong Pembentukan Tim Eliminasi Malaria di Kampung Nawaripi

Sebarkan artikel ini
Foto bersama di sela-sela pertemuan pembentukan tim eliminasi malaria di Distrik Wania.

Timika (suaramimika.com) – Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) melalui SSR (Sub Sub Recipient) St. Stefanus Sempan, menggelar pertemuan koordinasi sebagai upaya menanggulangi kasus malaria yang masih tinggi di wilayah Distrik Wania, khususnya Kampung Nawaripi.

Kegiatan itu berlangsung di kantor Distrik Wania, pada Selasa (26/8/2025).

Program Manager SSR St. Stefanus Sempan, Moryana Hungan mengatakan, pertemuan ini merupakan koordinasi untuk membentuk tim Eliminasi Malaria di Kampung Nawaripi.

Dimana pembentukan tim ini, sebagai bagian dari strategi pengendalian malaria berbasis masyarakat.

“Kami berharap upaya pengendalian malaria bisa menjadi bagian dari Musrenbangdes. Sehingga benar-benar menjadi prioritas, dalam pembangunan kampung,”ujar Moryana.

Koordinasi ini kata Moryana, juga bertujuan untuk menghimpun dan melibatkan semua pemangku kepentingan di tingkat kampung/desa dalam perencanaan pembangunan.
Yang terintegrasi dengan program pencegahan, dan pengendalian malaria.

Untuk diketahui, Kampung Nawaripi menjadi salah satu fokus intervensi malaria karena angka kasus malaria yang masih tinggi.

Yang berdasarkan data yang dipaparkan dalam pertemuan, tercatat 41 kasus positif malaria di Kampung Nawaripi hanya pada Bulan Juli 2025.

Jika diakumulasi sejak Bulan Februari, jumlahnya diperkirakan telah mencapai ratusan kasus.

Menurut data, selama Bulan Juli saja, tercatat sebanyak 2.466 pemeriksaan dilakukan di wilayah Distrik Wania, dengan sebagian besar pasien merupakan perempuan.

“Ini menunjukkan bahwa intervensi harus segera dilakukan. Kami akan lanjutkan besok dengan menyusun kelompok kerja yang terdiri dari kepala kampung, sekretaris, dan unsur masyarakat lainnya,”ungkap Moryana.

Kelompok kerja ini nantinya akan merancang rencana tindak lanjut, seperti pembersihan saluran air, pengelolaan sampah, dan edukasi masyarakat terkait malaria.

Sementara itu, peran kader juru malaria desa diakui sangat penting. Karena mereka tidak hanya melakukan pemeriksaan dan rujukan ke puskesmas, tetapi juga melakukan pemantauan pengobatan dan edukasi di tingkat rumah tangga.

Selain mensosialisasikan data dan hasil asesmen kebijakan, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat komitmen bersama menuju eliminasi malaria di tingkat desa/kampung.

SSR St. Stefanus Sempan lanjutnya, baru berdiri sejak 2 Februari 2025. Di mana, SSR St. Stefanus Sempan ini menggantikan SSR Mapurujaya, sebagai pelaksana program malaria di wilayah kerja Puskesmas Wania.

“Ini adalah langkah awal. Dengan sinergi antara aparat kampung dan masyarakat, kami yakin eliminasi malaria bukan hal yang mustahil,”pungkas Moryana. (Sitha)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *