Kesehatan

Minimalisir Kasus Campak, Dinkes Mimika Rutin Promosi Kesehatan

×

Minimalisir Kasus Campak, Dinkes Mimika Rutin Promosi Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Reynold Rizal Ubra.

Timika (suaramimika.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, terus berupaya untuk meminimalisir adanya kasus campak.

Upaya yang dilakukan yakni dengan merutinkan Promosi Kesehatan (Promkes), oleh tenaga kesehatan di semua Puskesmas.

“Jadi, ini tantangan buat kami untuk mendekatkan akses layanan dengan masyarakat. Tapi pemberian edukasi itu jauh lebih dekat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Rizal Ubra, pada Kamis (30/10/2025).

Reynold menyebut edukasi kepada masyarakat oleh tenaga kesehatan di setiap Puskesmas dengan kegiatan promkes, wajib dilakukan karena sampai saat ini Dinkes masih memiliki tantangan dari spesimen campak yang diperiksa.

“Campak semestinya tidak perlu terjadi, karena sangat disayangkan ternyata menimpa anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi campak,” ungkapnya.

Tenaga kesehatan dalam upaya Promkes ini jelasnya, dilakukan juga untuk mencapai perubahan perilaku masyarakat.

“Kita melakukan promkes itu dengan memenuhi tiga unsur wajib yakni membuat orang memiliki pengetahuan, mau dan mampu. Salah satu langkahnya dengan melibatkan masyarakat sebagai kader kesehatan,” jelas Kadis.

Selanjutnya kata Reynold, setelah dilakukan evaluasi bersama, sampai hari ini didapati data jika masih ada orang tua yang anaknya tidak mau diberikan campak.

“Sampai hari ini, ada orang tua yang anaknya tidak diberikan campak,” jelasnya.

Ada beberapa aspek kata Reynold, mengapa orang tua tidak memberikan campak yakni jarak dari tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, waktu dari pelaksanaan Posyandu yang lama, keterbatasan vaksin, keterbatasan pengetahuan dari orang tua akan dampak dari tidak diberikannya imunisasi campak.

Mengenai kasus campak ini tambah Reynold, masih bisa terkontrol karena ada kasus.

“Kalau cakupan imunisasi dasar lengkap baru ada di 76 persen, berarti masih ada gap 2 persen. Jadi yang di tolerir sebenarnya hanya 5 persen, tetapi kita masih lima kali lebih tinggi. Jadi kalau terjadi kasus-kasus begini itu wajar,” ungkap Reynold.

Mengenai kasus campak yang masih ada ini, terjadi juga akibat tingkat mobilitas penduduk di Mimika yang tinggi.

Hal ini juga didukung dengan adanya fasilitas kesehatan yang paling banyak se-Papua Tengah, dan pelayanan publik terbanyak ada di Timika menyebabkan banyak masyarakat dari Kabupaten tetangga datang ke daerah ini.

“Kedepan, kami harus bisa menyiapkan sistim kesehatan di masyarakat supaya siapapun datang kita bisa membuat sistimnya,” ungkap Reynold.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Mimika, Kamaludin menjelaskan berdasarkan data kasus campak tahun 2023 terduga campak sebanyak 356 orang.

Kemudian di tahun 2024 mengalami penurunan menjadi 65 orang. Namun awal September, tahun 2025 kembali naik menjadi 91 orang saspek campak atau terduga.

Ia menguraikan tahun 2024 dari 65 sampel yang dikirim ke laboratorium di Surabaya, 32 orang dinyatakan positif campak. Orang dengan campak ciri-cirinya ruam-ruam merah dan kemerahan.

Ia mengungkapkan tahun 2025, dari 26 sampel yang dikirim ke Surabaya ada enam orang dinyatakan positif.

Jika dihitung secara presentasi hasil positif ini angka kasusnya menurun, namun menghitung orang dengan gejala campak jumlahnya melonjak. (Sitha)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *