Timika (suaramimika.com) – Volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di Kabupaten Mimika per harinya mencapai 100 ton. Dari total lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Iwaka sebanyak 11 hektare, saat ini hanya tersisa 4 hektare.
Melihat persoalan ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika, Jefri Deda, Jumat (21/11/2025) mengatakan, pemerintah kini bukan lagi menggunakan sistem angkut dan buang sampah saja ke TPA, melainkan mengaplikasikan pengolahan sampah dengan sistim bank sampah.
Jefri Deda menyebut jika pemerintah sebelumnya sudah melaunching bank sampah di Distrik Mimika Baru. Saat ini, program yang sama dilakukan di Distrik Wania dengan melaunching Bank Sampah Unit Kios Sampah Inauga di pelataran Kantor Kelurahan Inauga, Distrik Wania, Jumat (21/11/2025).
“Launching ini bukan sekedar seremonial biasa tapi perubahan perilaku yang dulunya kita angkut dan buang sampah saja, tapi sekarang kumpul, pilah dari sumbernya, tabung untuk bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Deda.
Lanjut Deda, dengan tantangan persampahan 100 ton per hari dan lahan di TPA sudah terbatas dari 11 hektare sisa 4 hektare karena hanya diangkut dan buang tanpa proses.
Dengan adanya sistim baru yakni kios sampah di Inauga ini, maka sampah berupa botol plastik, kardus, logam, kaca, kertas dan residu bisa dikumpul dan ditukar dengan sembako.
Setelah kumpul nanti bisa ditukar dengan sembako. Akhirnya akan berhasil dengan strategi baru pilah dari rumah.
Untuk menukar sampah, masyarakat harus mengaktifkan aplikasi Kios Sampah Mimika yang diupload melalui play store.
Senada dengan hal itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Mimika, Drs. Ananias Faot mengungkapkan jika tingkat sampah di wilayah kota menjadi ancaman bahkan menjadi bencana. Untuk itulah pemerintah berupaya mengelola sampah menjadi bernilai ekonomis.
“Dengan adanya kios sampah di Inauga ini, masyarakat bisa pilah, timbang dan ditukar dalam bentuk sembako. Kalau di Distrik Mimika Baru ditukar dengan uang yang masuk ke rekening BNI,” jelas Ananias.
Selanjutnya, agar tujuan untuk menciptakan Mimika menjadi kota yang bersih dan nyaman serta bebas dari sampah, ada tantangan terbesar yakni memberikan edukasi dan tingkat kesadaran masyarakat yang paling penting.
“Kesadaran itu penting, edukasi harus terus diberikan secara berkelanjutan,” kata Ananias.
Ditambahkan Ananias, melalui kios sampah ini ia juga berharap bisa menambah tenaga kerja serta perlahan masyarakat juga akan merasakan manfaat program dari pemerintah Kabupaten Mimika.
“Kios sampah seperti ini bisa menambah tenaga kerja dari RT, lurah setempat. Walaupun pelan, tapi kami harap ini bisa konsisten supaya masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” pungkasnya. (Sitha)


























