Kabar Mimika

Rayakan HUT KKSS ke-49, Warganya Diajak Terus Pegang Teguh Prinsip Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge

×

Rayakan HUT KKSS ke-49, Warganya Diajak Terus Pegang Teguh Prinsip Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua Umum KKSS, Dr. Ir. Abdul Rivai Ras saat menerima potongan tumpeng dari Ketua BPD KKSS Mimika, H. Iwan Anwar saat perayaan HUT KKSS ke-49 di Mimika pada Rabu (26/11/2025).

Timika (suaramimika.com) – Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-49.

Sehingga untuk memaknai hari jadinya ini, KKSS Kabupaten Mimika menyelenggarakan acara yang cukup meriah di gedung Eme Neme Yauware, pada Rabu (26/11/2025).

Perayaan HUT KKSS ke-49 mengambil tema “Merajut kebersamaan sipakatabe’na sipakaraja untuk KKSS yang harmoni dalam bingkai Eme Neme Yauware”, dan Sub tema “Menguatkan persaudaraan merawat budaya Bugis – Makassat, Mandar, Toraja di Tanah Amungsa”.

Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong menyebut KKSS bukan saja sebagai organisasi paguyuban yang kuat, tetapi juga menjadi pengingat bahwa nilai-nilai budaya Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja telah memberikan kontribusi besar dalam memperkaya keberagaman di daerah ini.

Kata Wabup, pemerintah daerah menyampaikan apresiasi kepada KKSS atas kontribusinya dalam menjaga persatuan, mendukung pembangunan, serta memperkuat ketahanan sosial masyarakat, para perantau Sulawesi Selatan selalu dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, dan memiliki solidaritas yang tinggi.

“Ini adalah modal sosial yang sangat berharga, bagi kemajuan daerah yang kita cintai bersama,” ujar Kemong.

Sementara Wakil Ketua Umum KKSS, Dr. Ir. Abdul Rivai Ras, M.M., M.S., M.Si., IPU., ASEAN Eng mengatakan sesungguhnya orang Sulawesi Selatan selalu memegang teguh prinsip yakni Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge.

Prinsip ini adalah tiga pilar budaya Bugis-Makassar, yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan sosial.

Sipakatau berarti saling memanusiakan dan menghargai harkat martabat manusia. Sipakalebbi berarti saling menghargai, menghormati, dan memuliakan sesama, serta tidak menjatuhkan. Sementara Sipakainge berarti, saling mengingatkan untuk menjaga keharmonisan dan kebaikan.

Abdul Rivai menyebut berdasarkan data, ada kurang lebih 16 juta warga Sulawesi Selatan , ersebar di seluruh dunia dan kira-kira 80 persen ada di Indonesia. Warga Sulawesi Selatan sebagian besar adalah perantau.

Ketua DPP KKSS kata Abdul Rivai menitipkan pesan, agar warga Sulawesi Selatan saling memuliakan, menyenangkan dan menjaga.

“Yang dipesankan ketua umum kepada warga KKSS adalah mari saling memegang teguh prinsip yakni Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge di tanah rantau. Semoga warga Sulawesi Selatan bisa bermanfaat di Mimika, Papua dan Indonesia,” jelasnya.

Kesempatan yang sama, Ketua DPW KKSS Provinsi Papua Tengah, Amirullah Hasyim.S.IP,MM mengatakan, tidak terasa usia KKSS sudah berusia 49 tahun.

Ia harapkan perayaan HUT KKSS bukan hanya sebagai seremonial saja, tapi untuk mengingatkan orang-orang tua yang mendirikan KKSS pada 12 November 1966.

KKSS ini didirikan untuk kebutuhan menjalin silaturahmi, menjalin persaudaraan, dan membantu wargawarga dan bukan karena kepentingan.

KKSS mendukung visi dan misi pemerintah, dari semua sektor terutama di bidang ekonomi.

Sementara Ketua BPD KKSS Kabupaten Mimika, H. Iwan Anwar dalam sambutanya mengatakan, di HUT KKSS ke-49 ini, ia ingin mengingatkan kepada pemerintah daerah bahwa warga KKSS adalah para pelaku sejarah. Mulai dari Ketua DPR, camat Kokonao, Kapolres dan Ketua Pengadilan Negeri terdahulu adalah warga KKSS.

Sebelum Mimika berpisah dari Kabupaten Fak-Fak kata H. Iwan, warganya telah memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah ini dengan pembayaran pajak. Warga Bugis Makassar, Mandar dan Toraja di tanah ini adalah pebisnis yang menggerakkan sektor ekonomi.

“Untuk itulah sebagai warga KKSS, diharapkan mendukung program pembangunan pemerintah,” jelas H. Iwan.

Dengan pembangunan gedung Baruga Center, kata Iwan Anwar, akan menjadi pusat kontribusi dan bagian dari masyarakat terutama Suku Mimika Wee dan Amungme.

H. Iwan menambahkan bahwa wadah KKSS sangat menjunjung filsafat di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung. (Sitha)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *