Timika (suaramimika.com) – Untuk melakukan upaya penyelesaian persoalan lingkungan hidup ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika melakukan sosialisasi Indeks Respon Lingkungan Hidup Tahun 2025 sekaligus melaunching Program Mitra Hijau Mimika Rumah Kita, Senin (8/12/2025) di Hotel Horison Ultima Timika.
Staf Ahli Bupati Mimika Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Inosensius Yoga Pribadi, S.H., M.H mengatakan, indeks respon lingkungan hidup merupakan instrumen strategis untuk mengukur seberapa cepat dan efektif pemerintah daerah merespon persoalan lingkungan hidup, sekaligus melengkapi indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang selama ini menjadi dasar evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan.
“Kegiatan yang kita laksanakan hari ini memiliki arti penting bagi masa depan lingkungan Kabupaten Mimika,” ujar Yoga.
Adapun kata Yoga, tujuan utama dari indeks respon lingkungan hidup adalah meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, memperkuat capaian IKLH, mendorong sinergi pembangunan lingkungan dan ekonomi masyarakat, serta membangun sistem pemantauan kualitas lingkungan yang akurat untuk pengambilan keputusan dan edukasi publik.
Untuk diketahui, pada tahun 2024, IKLH Kabupaten Mimika mencapai nilai 82,12 (kategori baik). Namun, indeks respon lingkungan hidup kita baru mencapai 4,80 %, yang menunjukkan masih perlunya peningkatan responsivitas dan keterlibatan seluruh pihak dalam pengelolaan lingkungan hidup.
“Melalui kegiatan sosialisasi hari ini, saya berharap muncul kesadaran, pemahaman, dan komitmen bersama untuk memperbaiki kondisi lingkungan kita,” jelasnya.
Ini kata Yoga, bukan hanya tugas pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha.
“Hari ini kita juga menandai lahirnya sebuah momentum perubahan, sebuah langkah besar menuju mimika yang lebih indah, bersih, sehat, tertib, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Lanjut Yoga, sebagai salah satu kabupaten pilot project smart city, Mimika
berkomitmen mewujudkan tata kota yang modern dan humanis melalui pilar smart environment, di mana pembangunan lingkungan harus berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung bagi
masyarakat.
“Salah satu tantangan nyata kita adalah kondisi median jalan yang selama ini masih banyak yang gersang, tidak tertata, dan kurang memiliki nilai estetika,” kata Yoga.
Lanjutnya, padahal, median jalan bukan hanya pembatas arus lalu lintas, tetapi juga bagian penting dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memberikan manfaat ekologis, estetika, edukatif, serta menjadi wajah kota di mata masyarakat dan
pendatang.
Melalui penataan yang baik tambahnya, median jalan dapat menyerap air hujan,mengurangi panas dan polusi, menjadi habitat vegetasi kota, serta memperindah tampilan kota Timika.
Senada dengan hal itu, Sekretaris DLH Mimika, Michael Alik Lembang mengungkapkan jika indeks respon lingkungan hidup dirancang untuk mengukur efektivitas upaya daerah dalam memperbaiki kualitas lingkungan.
Penilaian ini kata Michael, tidak sekadar mencatat kegiatan administratif atau seremonial, melainkan berfokus pada hasil konkret seperti membaiknya kualitas udara, meningkatnya tutupan lahan hijau, atau menurunnya beban pencemar di sungai dan pesisir.
Dengan IRLH sambungnya, setiap daerah akan dinilai dari dua sisi utama, yaitu upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapai.
Berbagai indikator seperti perencanaan, kebijakan, alokasi anggaran, kapasitas sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan, hingga inovasi dan keterlibatan publik, semuanya akan menjadi dasar penilaian.
Ditambahkanya, yang lebih penting lagi, hasil penilaian ini akan dipublikasikan secara terbuka, sehingga masyarakat bisa mengetahui sejauh mana pemerintah daerah serius melindungi lingkungannya.
“Indeks respon lingkungan hidup kita baru mencapai 4,80%, yang menunjukkan masih perlunya peningkatan responsivitas dan keterlibatan seluruh pihak dalam pengelolaan lingkungan hidup,” pungkasnya. (Sitha)


























