Timika (suaramimika.com) – Bupati Mimika, Johanes Rettob mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia (PTFI) yang sigap melakukan penyelamatan terhadap 7 pekerja kontraktor, yang terjebak banjir lumpur basah di area tambang bawah tanah.
“Saya pribadi dan juga Pemkab Mimika memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PTFI, yang lebih mengutamakan keselamatan karyawan, keselamatan para pekerja sehingga sampai menutup semua kegiatan operasional PTFI,”ujar Bupati Johannes Rettob, Jumat (12/9/2025).
Apresiasi juga diberikan kepada karyawan atau tim penyelamat tambang, karena mereka tanpa lelah, siang dan malam bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan semua persoalan ini dan ke 7 orang pekerja ini dapat terselamatkan.
“Saya bersama masyarakat dan pemerintah Kabupaten Mimika, merasa prihatin terkait situasi yang sebenarnya tidak kita inginkan ini. Hal ini dapat terjadi juga karena faktor cuaca dan curah hujan tinggi sehingga situasi ini terjadi,”jelasnya.
Bupati juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua tim, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan moril untuk kegiatan yang sementara dilakukan oleh tim PTFI.
Diharapkan, agar proses penyelamatan yang dilakukan dapat segera selesai dan ke 7 pekerja ini dapat selamat.
“Sebagai pemerintah saya meminta kepada semua keluarga agar tetap tenang, memberikan dukungan penuh kepada tim, memberikan kepercayaan kepada tim, agar tim dapat bekerja dengan maksimal,”tutur Bupati Rettob.
Kata Bupati, PTFI pun terus berkomunikasi dan memberikan report setiap saat terkait dengan kondisi dan progresnya dari jam ke jam. Ini sesuatu yang luar biasa.
Ia berharap tim tetap semangat untuk melaksanakan tugas ini dan tugas ini adalah tugas kemanusiaan yang luar biasa, yang tentunya untuk memberikan warna dan nilai sendiri kepada PTFI.
Diketahui, kejadian berbahaya terkait lumpur basah atau longsor di tambang bawah tanah PTFI yang terjadi pada Senin 8 September 2025.
Dilaporkan bahwa kejadian tersebut yang cukup signifikan dan menurut PTFI, ini merupakan kejadian luar biasa yang terjadi paling besar sepanjang perusahaan Freeport berdiri.
Maka pada waktu itu secara khusus mekanisme dari Triger Action Respons Plan dari Geo Engineering integrated monitoring center itu tidak teraktivitasi.
Sehingga sumber tumpuhan lumpur basah, diduga berasal dari akumulasi lumpur basah yang terkumpul selama periode waktu.
Lebih lanjut dijelaskan Bupati, bahwa beberapa titik tumpahan berasal dari panel 23 is di drop point 20 base dan terpecah, setelah mencapai akses tengah ke panel 28 wes dengan jarak luncur diperkirakan sejauh kurang lebih 400 meter.
Hal itu berdampak pada terhentinya semua infrastruktur di extasion level kecuali di panel 13 wes dan panel 28 sampai 34 is dan wes.
“Beberapa area lain yang terdampak adalah beberapa tempat seperti howledge level, syut galery 33, 32 dan 21 terhenti serta 1 unit lokomotif terkubur di howledge level,”terangnya.
Para pekerja tambang di area-area tersebut menurut Bupati, telah dievakuasi ke fiks fasility tetapi ada 7 orang pekerja tambang yang saat ini terhalang oleh lumpur basah yaitu 5 karyawan dari Redpath, dan karyawan kru elektrik PT Cita Kontrak di bawah devisi operation maintenance.
“Dan pada waktu itu setelah berkomunikasi semuanya dalam kondisi aman. Hanya saja masih dalam keadaan terperangkap. PTFI telah berusaha melakukan evakuasi dan pihak tim penyelamat tambang bawah, telah dikerahkan sepenuhnya untuk dapat selamatkan ke 7 pekerja tambang tersebut,”jelasnya.
Namun sampai hari ini laporannya bahwa mereka masih terperangkap. Tetapi mereka berada pada situasi atau pada tempat yang aman, yang cukup tersedia makanan minuman dan lainnya.
Dikatakan, PTFI melaporkan bahwa untuk kegiatan evakuasi ini membuat sehingga semua operasi PTFI sementara dihentikan. Karena, semua dikerahkan untuk menyelamatkan dan membersihkan aliran lumpur basah tersebut.
“Bahkan tim investigasi dari Kementerian ESDM Jakarta dan juga dari Provinsi Papua telah tiba di Timika dan saat ini juga mereka sementara melakukan investigasi dan pemeriksaan yang terkait dengan persoalan ini,”pungkas Rettob. (Sitha)