Timika (suaramimika.com) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mimika, bersiap membangun jembatan gantung Mioko di Kampung Kamora.
Pembangunan jembatan gantung Mioko ini diawali dengan seminar pendahuluan, pada Jumat (28/11/2025) di Ballroom Hotel Kanguru di Jalan Cenderawasih, Timika.
Rencana pembangunan jembatan gantung Mioko di Kampung Kamora, menggandeng konsultan dari PT Arphala Wiratama Consultant.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Inosensius Yoga Pribadi mengatakan, akses transportasi yang baik merupakan kunci utama percepatan pembangunan di Kabupaten Mimika, terutama bagi kampung-kampung yang masih terisolasi.
Kata Yoga pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Mioko dan Kampung Kamora, merupakan salah satu upaya nyata pemerintah daerah untuk membuka keterisolasian, meningkatkan mobilitas masyarakat, serta memperkuat hubungan sosial dan ekonomi antar kampung.
“Melalui seminar ini, kita berharap dapat memperoleh masukan teknis, kajian akademis, serta gagasan inovatif dari para ahli dan pemangku kepentingan,” ujar Yoga.
Semua itu ungkapnya, akan menjadi landasan penting agar pembangunan jembatan ini tidak hanya kuat dan aman, tetapi juga memberi manfaat besar bagi masyarakat dalam jangka panjang.
“Saya juga ingin menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten Mimika berkomitmen untuk, terus meningkatkan infrastruktur dasar, baik jalan, jembatan, maupun fasilitas pelayanan publik lainnya,” jelasnya.
Namun tambah Yoga, keberhasilan pembangunan tidak mungkin terwujud tanpa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, serta mitra pembangunan lainnya.
“Saya mengajak kita semua untuk berpartisipasi aktif, dan memberi kontribusi terbaik dalam kegiatan ini,” kata Yoga.
Yoga berharap seminar berjalan dengan lancar, menghasilkan rekomendasi yang berkualitas, dan menjadi langkah awal yang kuat menuju terwujudnya konektivitas yang lebih baik bagi masyarakat Kampung Mioko dan Kampung Kamora.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Mimika, Awaludin Suli mengatakan seminar pendahuluan ini adalah langkah awal untuk membangun fisik jembatan.
“Ini adalah langkah awal, entah nanti diusulkan di 2026 atau 2027 pembangunannya. Intinya setelah perencanaan ini berarti sudah punya identifikasi suatu pekerjaan, dimana dapat rancangan anggaran biaya, bagaimana struktur, elevasi, bentangan, panjang dan pondasi, ini dulu,” jelas Awaludin.
Ia juga mengungkapkan, jika wilayah pesisir memiliki struktur tanah yang berbeda dari wilayah daratan pada umumnya.
Untuk itulah, dengan digelarnya seminar awal ini, pemerintah ingin mendapatkan masukan dari berbagai pihak terkait untuk perencanaan pembangunan jembatan.
“Di perencanaan cukup detail mulai dari pemeriksaan daya dukung tanah, untuk menentukan abutmen atau pondasi apa yang cocok. Karena diketahui ini adalah daerah pesisir, mangrove. Betul-betul harus pastikan kedalaman pondasinya,”ucap Awaludin.
Pembangunan jembatan gantung di Mioko ini tambah Awaludin, dilaksanakan terutama untuk menjawab visi misi bupati dan wakil bupati yakni pembangunan dari kampung ke kota.
“Daerah pesisir juga membutuhkan akses darat. Dengan jembatan ini, Kampung Kamora bisa terhubung dengan Mioko dan Timika. Agar masyarakat tidak terisolasi lagi. Nanti roda dua dan roda empat bisa ke kampung. Dengan ini maka pertumbuhan ekonomi meningkat,” ucap Awaludin. (Sitha)


























