Mimika

Pastikan Pembangunan Sampai Ke Dapil VI, Dessy Putrika Reses Tahap III Tahun 2025 di Tiga Kampung

×

Pastikan Pembangunan Sampai Ke Dapil VI, Dessy Putrika Reses Tahap III Tahun 2025 di Tiga Kampung

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRK Mimika, Dessy Putrika Ros Rante bersama masyarakat di Kampung Limau Asri Barat saat agenda Reses Tahap III Tahun 2025.

Timika (suaramimika.com) – Legislator Partai Demokrat DPRK Mimika, Dessy Putrika Ross Rante terus berupaya untuk memastikan program pembangunan bisa dirasakan oleh masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) VI.

Untuk memastikan tujuan tersebut, Dessy telah melakukan agenda reses terakhir atau Tahap III di Tahun 2025 ke tiga kampung.

Adapun tiga kampung yang dikunjungi oleh Dessy yakni Kampung Limau Asri Barat di Distrik Iwaka, Kampung Timika Pantai di Distrik Mimika Tengah dan Kampung Keakwa di Distrik Distrik Mimika Tengah.

Kepada Suaramimika.com, Rabu (17/12/2025), Dessy mengungkapkan jika di Kampung Limau Asri Barat tercatat ada beberapa masukan yang urgen yakni dengan gangguan keamanan karena adanya kasus tabrakan beberapa waktu lalu, masyarakat meminta adanya pendirian Pos Peka.

“Masyarakat di sana mengatakan kalau yang paling utama adalah keamanan. Bagaimana mau mencari kalau tidak aman. Jadi, mereka harap ada pendirian Pos Peka,” ujarnya.

Selain itu, kata Dessy, persoalan klasik yang terjadi di sana yakni jika turun hujan deras selama tiga hari akan terjadi banjir di Jalan Poros SP6. Walaupun Dinas PUPR sudah mengunjungi lokasi dampak banjir ini, namun belum ada solusi karena diketahui jika jalan ini adalah jalan provinsi.

Mengetahui jika jalan yang dimaksud adalah jalan provinsi, masyarakat tetap berharap agar dinas teknis bisa berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi untuk mencari solusinya.

Lanjutnya, persoalan masih minimnya penerangan jalan juga dikemukakan oleh masyarakat. Selanjutnya, masalah perbaikan jalan juga diungkapkan oleh masyarakat karena di sana masih banyak jalan yang belum diaspal.

Ada juga usulan untuk perbaikan drainase dan irigasi karena hampir 80 persen masyarakat di sana berprofesi sebagai petani. Mereka mengatakan jika hujan deras satu hari saja, dampaknya bisa membuat tanaman mati.

“Seharian hujan pasti banjir, air tergenang buat tanaman mati. Untuk itu petani minta perbaikan drainase dan irigasi,” jelasnya.

Masyarakat juga kata Dessy, berharap pemerintah bisa mendorong adanya desa wisata karena di sana ada usaha kolam ikan dan pertanian sayur mayur sehingga dipandang cukup cocok dikembangkan agar perekonomian bisa jalan dan kampung menjadi lebih ramai.

Lanjut Dessy, usulan lainya dagang dari masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Iwaka. Mereka berharap agar diikutkan untuk pelatihan pembuatan pupuk dari sampah. Baik para pemuda maupun masyarakat perwakilan dari beberapa kampung di Iwaka diharapkan bisa diberdayakan untuk ikut mengolah sampah menjadi pupuk. Dengan pengelolaan secara profesional, pupuk dari sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, tentu bisa ikut mendorong peningkatan perekonomian masyarakat setempat.

“Masyarakat mengharapkan mereka bisa diberdayakan untuk pembuatan pupuk dari sampah. Jadi mereka yang ada di sekitar TPA Iwaka itu juga bisa berdaya,” ungkap Dessy.

Selain di Distrik Iwaka, reses juga tambah Dessy, digelar di Kampung Timika Pantai dan Kekwa. Di sana, para pemuda di pesisir mengaku jarang ikut ke Timika untuk pelatihan yang digelar oleh dinas teknis karena keterbatasan transportasi.

“Jadi diharapkan dinas teknis yang turun ke kampung untuk memberikan pelatihan kepada para pemuda,” paparnya.

Di Kampung Timika Pantai dan Keakwa kata Dessy, usulannya hampir sama. Untuk itulah, menurutnya, yang paling prioritas bagaimana ke depan masyarakat bisa mandiri.

“Masyarakat itu harus punya modal, pemerintah mendampingi sampai dirasa mandiri baru bisa lepas. Seperti di Kampung Timika Pantai, ibu-ibu diajarkan menjahit jaring saja namun tidak dibekali dengan pengaturan modal,” katanya.

Mengenai persoalan ini, ia mendorong masyarakat melalui aparatur kampung bisa segera membuat bisnis atau unit usaha agar ada transaksi keuangan di perbankan untuk selanjutnya pemerintah bisa mengucurkan anggaran lewat koperasi merah putih yang ada di kampung.

“Jika sudah ada koperasi merah putih, segera jalankan bisnis atau unit usaha oleh kampung,” lanjutnya.

Dari tiga kampung yang ia kunjungi, Dessy mengungkapkan jika aspirasi yang datangnya langsung dari masyarakat akar rumput ini akan disampaikan kepada pemerintah daerah yang nantinya bisa dituangkan dalam rencana kerja.

“Saya akan sampaikan ke pemerintah untuk aspirasi ini dituangkan dalam rencana kerja,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Dessy menyebut jika dari reses tahap ke dua, beberapa usulannya yakni perbaikan talud, jalan tani, penerangan, rumah layak huni untuk OAP (di Limau Asri) sudah masukkan didalam aspirasi dan terealisasi. (Sitha)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *